Monday, November 4, 2019

Review Novel Dan Brown "Origin"

Muhammad Iqbal Aziz
1741010056
Kelas KPI B



Judul: Origin:
Penulis : Dan Brown
Penerbit : Mizan
Diterbitkan : 7 Oktober 2017
Lembar : 461 lembar
ISBN: 9780385514231

Hello Robert Langdon, we meet again, nice to see your Mickey Mouse watch again J

Memenuhi undangan salah satu murid terbaik, sekaligus sahabatnya - Edmond Kirsch - Robert Langdong hadir di Museum Guggenheim, Bilbao Spanyol, bersama beberapa undangan lainnya. Dan Brown dengan gaya khasnya menuntun pembaca mengenali salah satu museum dengan bentuk yang sangat menarik itu, mulai dari cara berbagai karya seni ditampilkan, sampai tour guide yang berupa Artificial Intelligent, bernama Winston. Winston berespon layaknya manusia yang menggunakan headset dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Langdon dengan sangat humanis. Winston pun bisa melakukan pekerjaan sehari-hari seperti membayar listrik, pemesanan tiket pesawat, akomodasi untuk Langdon, dan apa saja yang diperintahkan oleh tuannya, Edmond Kirsch. Inilah pertemuan pertama Langdon dan Winston yang nantinya akan mengambil peran sangat besar dalam petualangan Langdon. Tujuan pertemuan hari itu untuk mendengarkan hasil penelitian Kirsch yang akan menjawab dua pertanyaan besar manusia,

where do we come from?
where are we going?

Edmond Kirsch adalah seorang futurist dan computer geek yang terkenal dengan temuan-temuan kontroversial, konon memprediksi beberapa hal yang seiring berjalannya waktu terbukti kebenarannya. Membaca gambaran tentang Kirsch, memunculkan nama-nama besar seperti Elon Musk, Steve Jobs dan Jeff Bezos yang ditambah dengan bumbu karakter eksentrik, kecintaan pada seni, dan rasa penasaran berlebih tentang keberadaan Tuhan. Tipikal scientist yang ingin membuktikan Darwin lebih benar dari pada segala hal yang tertulis dalam kitab suci. Selain berbicara langsung pada tamu yang hadir di Guggenheim, Kirsch pun menyiarkan temuannya ke seluruh dunia melalui live streaming yang tentu saja dibantu oleh Winston. Kirsch ingin memaksimalkan efek dari setiap kata-katanya, yang disebutnya mampu menggoyahkan landasan kepercayaan agama apapun. Namun belum juga sampai pada inti jawaban yang ditunggu-tunggu, Kirsch ditembak oleh Admiral Avila, yang namanya didaftarkan paling akhir oleh Ambra Vidal, direktur Museum Guggenheim, penyelenggara acara, sekaligus tunangan dari Pangeran Spanyol, Julian.

Histeris dengan kematian Kirsch, Vidal meletakkan kepercayaannya pada Langdon yang juga ia kenal sebagai sahabat Kirsch. Vidal merasa tersudut karena nama Admiral Avila adalah tamu yang ditambahkan atas permintaan kerajaan Spanyol. Apakah tunangannya bertanggung jawab atas kematian Kirsch? Dan apa yang tadinya ingin diumumkan oleh Kirsch? Langdon dan Vidal perlu menemukan password Kirsch yang menurut Winston adalah kunci untuk melanjutkan peluncuran video penemuan Kirsch. Dari sini, pembaca diajak mengikuti perjalanan Langdon dan Vidal menelusuri misteri yang sedikit mengembalikan rasa excited saya kepada petualangan Langdon.

Origin memang membawa kembali Robert Langdon dalam petualangan yang tidak jauh berbeda dengan empat buku Dan Brown lainnya. Masih didampingi oleh seorang wanita, Langdon dipaksa untuk memecahkan masalah, lewat misteri yang tersembunyi dan bersentuhan dengan orang-orang ternama dalam dunia seni dan karya-karya mereka. Kali ini, nama Antoni Gaudi dan Winston Churchill banyak menghiasi teks yang disusun dengan rapi oleh Dan Brown. Perhatian terhadap hal-hal detail masih menjadi kekuatan Dan Brown, tetapi kali ini, tidak banyak tempat yang disinggahi oleh Langdon. Dan Brown malah lebih banyak fokus pada kemajuan teknologi, melalui tokoh eksentrik Edmond Kirsch. Sebagai pembaca setia Dan Brown, aku tetap menemukan pesona art, famous building di beberapa tempat, daya tarik simbol, percakapan dalam pikiran Langdon yang sering muncul dengan tulisan miring, twist diakhir cerita yang memunculkan aha moment untukku dan tentunya, Origin lebih fun daripada Inferno.  Empat bintang untuk Origin.

May our philosophies keep pace with our technologies. May our compassion keep pace with our powers. And may love, not fear, be the engine of change.

No comments:

Post a Comment